Sunday, December 13, 2015

Heru: Bersyukur dan Bekerja


Heru (72) adalah seorang penjual bakso keliling yang tinggal di Kaliwaru-Gejayan, Yogyakarta. Meskipun usianya renta, semangatnya tidak pernah surut untuk bekerja.

Kurang lebih 50 kilometer ditempuhnya setiap hari dengan mendorong gerobak baksonya, mulai dari pukul sembilan pagi sampai delapan malam. Ia berprinsip tidak mengemis, selain karena tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga.

Selama 48 tahun ia berkeliling menjual bakso. Tidak selalu laku. Namun, ia merasa setiap orang memiliki rezekinya masing-masing. Ia pun tak pernah melupakan ibadahnya. Meskipun hujan atau panas, ketika mendengar adzan, saat itu juga ia akan mencari masjid terdekat dan menjalankan sholat.

Heru belajar untuk ikhlas dan sabar menjalani kehidupannya. “Saya pernah sholat, gerobak saya tinggal di depan masjid. Uang hasil jualan bakso saya diambil oleh orang yang tidak saya kenal. Seharian itu saya tidak mendapatkan hasil apa-apa. Saya hanya bisa berdoa kepada Yang Maha Kuasa dan mengikhlaskan semuanya,” ia bertutur.

Bagi Heru, dalam hidup manusia menadapat beragam peran. Akan tetapi, manusia tidak boleh lupa berserah kepada Sang Empunya Kehidupan. Itulah yang meringankan hati ketika musibah menghampiri.

“Seringkali ada pembeli yang tidak bayar. Saya menunggu sampai lama ternyata orangnya tidak membayar. Ya saya tidak apa-apa, toh sudah dimakan juga. Ikhlas kok asalkan dia nggak lapar,” ceritanya.

Pernah ketika mendorong gerobak baksonya, kakinya tersandung dan menjatuhkan barang dagangannya. Meskipun demikian, ia tidak sedih. “Lah wong sudah jatuh. Belum rezeki saya. Berarti saya diajari Allah untuk berhati-hati lagi,” katanya.

Keikhlasan dan kesabaran yang dilakoninya membuatnya menjadi kuat, tabah, dan tidak mengeluh. Hal inilah yang membuatnya bersemangat menjual dagangannya dalam kondisi apapun. “Kalau lagi hujan, saya tetap berjualan dan pulang ke rumah tepat waktu. Saya tidak bisa berteduh, harus tetap jalan. Nanti kasihan ibu nunggu di rumah malah kuatir. Akhirnya, saya pakai saja plastik untuk sekadar menutup kepala agar tidak sakit,” ujar kakek yang memiliki 14 cucu itu.

Yang penting baginya adalah dapat bekerja untuk keluarga. Penghasilan Rp60 ribu setiap hari tidak mengurangi rasa syukurnya kepada Sang Pencipta. “Saya dan istri sangat bersyukur dengan berkat yang kami peroleh. Kita tidak boleh iri kepada orang lain yang memiliki berkat berlimpah,” katanya sambil tersenyum.

Meskipun sederhana, kita bisa banyak belajar dari Heru. Darinya, kita belajar untuk bertanggung jawab, bekerja keras, sabar, dan selalu bersyukur kepada Sang Pencipta.

(LR)

No comments:

Post a Comment